Atasi Inflasi di Bulan Ramadhan, Pj Wali Kota Tebing Tinggi Rapat dengan Menteri


atasi inflasi di bulan ramadhan pj wali kota tebing tinggi rapat dengan menteri
Penjabat (Pj) Wali Kota Tebing Tinggi, Syarmadani bersama stakeholder terkait mengikuti secara virtual Rapat Koordinasi (rakor) Pengendalian Inflasi Daerah yang dipimpin langsung Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) RI, Tomsi Tohir, dan diikuti Gubernur se-Indonesia, Bupati/ Wali Kota se-Indonesia, Forkopimda dan TPID di daerah masing-masing, Rabu (13/3/24), di ruang Kerja lantai IV gedung Balai Kota Jalan Sutomo.
Dalam rapat koordinasi yang pertama pada bulan Ramadhan 1445 H/2024 tersebut, Irjen Kemendagri RI, Tomsi Tohir menyampaikan agar seluruh stakeholders terus berusaha keras agar dapat mengatasi permasalahan-permasalahan harga, dan distribusi bahan-bahan pokok penting.
Mengenai kondisi inflasi provinsi dan kabupaten/ kota pada Bulan Februari 2024, Tomsi Tohir mengatakan bahwa masih banyak diatas rata-rata Nasional.
“Selain daripada sepuluh tertinggi, ini juga masih banyak provinsi/ kabupaten/ kota yang di atas rata-rata nasional. Kami berharap bisa menjadi perhatian semua pihak,” harap Irjen Kemendagri RI.
Sementara Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Badan Pusat Statistik Pudji Ismartini menyampaikan, bahwa berdasarkan tinjauan inflasi dan indeks perkembangan harga Minggu ke-1 Maret 2024 pada kelompok makanan, minuman dan tembakau 2021-2024 (m-to-m,%), pada Februari 2024, kelompok makanan, minuman dan tembakau mengalami inflasi sebesar 1,00 persen hingga menyumbang andil inflasi sebesar 0,29 persen yang merupakan andil terbesar dibandingkan kelompok lainnya.
Untuk Komoditas yang paling dominan, kata Pudji Ismartini, memberikan andil inflasi pada kelompok ini adalah beras, cabai merah, telur ayam ras, daging ayam ras dan minyak goreng. Adapun beberapa komoditas lainnya seperti bawang merah, tomat dan cabai rawit menyumbang andil deflasi.
“Beras penyumbang andil inflasi terbesar baik secara bulanan maupun tahunan. harga pangan bergejolak (Volatile Food) – khususnya pada produk hortikultura cabai merah dan cabai rawit) dan peternakan (telur ayam ras dan daging ayam ras) perlu dipantau, mengingat kemungkinan potensi inflasi dari komoditas tersebut,” ungkapnya.
Sementara itu, Tambah Pudji Ismartini, untuk komoditas beras berangsur mulai terkendali dengan masuknya masa panen di beberapa sentra produksi. Di Minggu pertama Maret.
“Jumlah kabupaten/ kota yang mengalami kenaikan harga beras semakin berkurang,”pungkasnya.(nazli/hm17)